Ayat - ayat yang berhubungan
Alam Semesta
A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan sumber segala ilmu. Al-Qur’an
menyebutkan tentang kejadian alam semesta dan berbagai proses kealaman lainnya,
tentang penciptaan manusia, termasuk manusia yang didorong hasrat ingin tahunya
dan dipacu akalnya untuk menyelidiki segala apa yang ada disekitarnya seperti
keingintahuan tentang rahasia alam semesta.
Alam semesta merupakan sebuah bukti kebesaran Tuhan, karena
penciptaan alan semesta dari ketiadaan memerlukan adanya Sang Pencipta Yang
Maha Kuasa. Tuhan telah menciptakan alam semesta ini dengan segala isinya untuk
manusia dan telah menyatakan tentang penciptaan alam semesta dalam
ayat-ayat Nya. Meskipun demikian al-Qur’an bukan buku kosmlogi atau biologi,
sebab ia hanya menyatakan bagian-bagian yang sangat penting saja dari ilmu-ilmu
yang dimaksud.
Keinginantahuan manusia tentang alam semesta tidak hanya
membaca al-Qur’an saja, akan tetapi juga melakukan perintah Tuhan.
Sehingga ia dapat menemukan kebenaran yang dapat dipergunakan dalam
pemahaman serta penafsiran al-Qur’an, berdasarkan surat Yunus ayat101. Oleh
karena itu tidak dapat diragukan lagi bahwa penciptaan alam semesta bukanlah
produk dari hasil pemikiran manusia, akan tetapi produk dari hasil Tuhan.
Alam Semesta
dalam Perspektif Islam
Alam semesta menurut Islam adalah diciptakan pada suatu
waktu dan akan ditiadakan pada saat yang lain.
Pandangan Einstein tentang alam semesta sangat bertentangan
dengan konsep alam menurut Al-Qur’an. Karena semula alam tiada tetapi kemudian,
sekitar 15 milyard tahun yang lalu, tercipta dari ketiadaan. Sedangkan
perbandingan konsepsi fisika tentang penciptaan alam dengan ajaran Al-Qur’an
dapat kita lihat dalam surat Al-Anbiya’ ayat 30 yang berbunyi:
أولم ير الذين كفروا أن السموات والأرض كانتا رتقا ففتقناهما
Dan tidaklah oarang-orang kafir itu mengetahui bahwa
langit (ruang alam) dan bumi (materi alam) itu dahulu sesuatu yang padu,
kemudian Kami pisahkan keduanya itu. (Q.S. Al-Anbiya’ : 30).
Ayat-ayat yang Berhubungan dengan Alam Semesta
Di antara ayat-ayat yang dijadikan sebagai bukti otentik
tentang penciptaan alam semesta dalam Al-Qur’an yaitu:
1 Surat Al-Baqarah ayat 29
Bahwa Allah SWT setelah merici ayat-ayat-Nya tentang diri
manusia dengan mengingatkan awal kejadian, sampai kesudahannya dan menyebutkan
bukti keberadaan serta kekuasaan-Nya kepada Makhluk-Nya melalui apa yang mereka
saksikan sendiri pada diri mereka, kemudian Dia menyebutkan ayat-ayat-Nya atau
bukti lain yang ada di cakrawala melalui apa yang mereka saksikan, yaitu
penciptaan langit dan bumi, untuk menunjukkan kekuasaan-Nya yang meliputi
segala-galanya dan menunjukkan betapa banyak karunia-Nya kepada umat manusia
dengan menjadikan segala yang di bumi sebagai bekal dan persediaan untuk
dimanfaatkan. Untuk itu Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
هو الذي خلق لكم ما في الأرض جميعا ثم استوى إلى السماء فسواهن
سبع سموات وهو بكل شيء عليم (29)
Penjelasan
Menurut Syekh Ahmad Musthofa Al-Maraghi makna ayat:2
·
هو الذي خلق لكم ما في الأرض جميعا (Dialah Tuhan yang menjadikan
segala yang ada di bumi untuk kamu) yaitu :
Dalam memanfaatkan benda-benda di bumi ini dapat ditempuh
melalui salah satu dari dua cara, yaitu:
1. Memanfaatkan benda-benda itu dalam kehidupan
jasadi untuk memberikan potensi pada tubuh atau kepuasan padanya dalam
kehidupan duniawi.
2. Dengan memikirkan dan memperhatikan
benda-benda yang tidak dapat diraih oleh tangan secara langsung, untuk
digunakan sebagai bukti tentang kekuasaan penciptanya dan dijadikan santapan
rohani.
Dengan ayat ini kita mengetahui bahwa pada dasarnya
memanfaatkan segala benda di bumi ini dibolehkan. Tidak seorangpun mempunyai
hak mengharamkan sesuatu yang telah dihalalkan oleh Allah kecuali dengan
izin-Nya sebagaimana telah difirmankan pada ayat 10 surat Yunus.
·
ثم استوى إلى السماء (kemudian Dia menuju langit) yaitu:
Kata samaa artinya sesuatu yang jauh berada di atas
kepala kita. Dan kata Istawaa berarti langsung menuju tujuan tanpa
kecenderungan mengerjakan sesuatu yang lain di tengah-tengah menciptakannya.
·
فسواهن سبع سموات (lalu menciptakan tujuh langit)
yaitu:
Maksud dari ayat tersebut, Allah menyempurnakan penciptaan
langit hingga menjadi tujuh langit.
Menurut Quraisy Shihab makna ayat :
·
هو الذي خلق لكم ما في الأرض جميعا yaitu:
Dipahami oleh banyak Ulama’ menunjukkan bahwa pada dasarnya
segala apa yang terbentang di bumi ini dapat digunakan oleh manusia, kecuali
jika ada dalil yang melarangnya.
·
Makna استوى yaitu:
Kata Istawaa pada mulanya berarti tegak lurus, tidak
bengkok. Selanjutnya kata itu dipahami secara majazi dalam arti menuju ke
sesuatu dengan cepat dan penuh takad bagaikan yang berjalan tegak lurus tidak
menoleh ke kiri dan ke kanan.
·
استوى إلى السماء yaitu:
Kehendak Allah untuk mewujudkan sesuatu seakan-akan kehendak
tersebut serupa dengan seseorang yang menuju ke sesuatu untuk mewujudkannya
dalam bentuk seagung dan sebaik mungkin.
·
فسواهن yaitu:
Bahwa langit itu dijadikanNya dalam bentuk sebaik mungkin,
tanpa
sedikit aib/kekurangan apapun. Seperti dalam surat al-Mulk
ayat 03.
Menurut Al-Imam Abul Fida Ismail Ibnu Katsir Ad-Dimasqy
makna ayat:
·
ثم استوى إلى السماء (kemudian Dia menuju langit) yaitu:
Summa dalam ayat ini menunjukkan ‘ataf khabar kepada khabar, bukan
‘ataf fi’il kepada fi’il yang lain.
Istawaa ilas samaa yaitu berkehendak atau bertujuan ke
langit. Makna lafadz ini mengandung pengertian kedua lafadz tersebut, yakni
berkehendak dan bertujuan, karena ia dimuta’addi-kan denagn memakai huruf ila.
·
فسواهن سبع سموات (Lalu Dia menciptakan langit tujuh
lapis) yakni:
Lafadz as-samaa dalam ayat ini merupakan isim jins,
karena itu disebutkan sab’a samaawaat. Maksud ayat ini yaitu Sebagian
dari langit berada di atas sebagian lainnya. Dikatakan sab’a
samaawaati artinya tujuh lapis bumi, yakni sebagian berada dibawah yang
lain. Ayat ini menunjukkan bahwa bumi diciptakan sebelum langit.
·
وهو بكل شيء عليم (Dan Dia Maha mengetahui segala
sesuatu) yaitu:
Maksudnya, pengetahuan-Nya meliputi semua makhluk yang telah
Ia ciptakan sebagaimana dalam firman-Nya:
ألا يعلم من خلق..(الملك : 14)
Rincian makna ayat ini diterangkan dalam surat Fushilat ayat
9-12 yang berbunyi:
قل أئنكم لتكفرون بالذي خلق الأرض في يومين وتجعلون له أندادا
ذلك رب العالمين (9) وجعل فيها رواسي من فوقها وبارك فيها وقدر فيها أقواتها في
أربعة أيام سواء للسائلين (10) ثم استوى إلى السماء وهي دخان فقال لها وللأرض
ائتيا طوعا أو كرها قالتا أتينا طائعين (11) فقضاهن سبع سموات في يومين وأوحى في
كل سماء أمرها وزينا السماء الدنيا بمصابيح وحفظا ذلك تقدير العزيز العليم (12)
Di dalam ayat Fushilat terkandung dalil yang menunjukkan
bahwa Allah SWT memulai ciptaan-Nya dengan menciptakan Bumi, kemudian
menciptakan tujuh lapis langit. Memang demikianlah cara membangun sesuatu,
yaitu dimulai dari bagian bawah, setelah itu baru bagian atasnya. Makna ayat
ini juga diterangkan dalam surat an-Naazi’aat 27-33:5
ءأنتم أشد خلقا أم السماء بناها (27) رفع سمكها فسواها (28)
وأغطش ليلها وأخرج ضحاها (29) والأرض بعد ذلك دحاها (30) أخرج منها ماءها ومرعاها
(31) والجبال أرساها (32) متاعا لكم ولأنعامكم (33) (النازعات : 27-33)
Apakah kalian yang lebih sulit penciptaannya atau langit?
Allah telah membinanya. Dia meninggikan bangunannya, lalu menyempurnakannya,
dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang
benderang. Dan bumi sesudah dihamparkan-Nya. Ia memancarkan darinya mata
airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung
dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua itu) untuk kesenangan kalian dan untuk
binatang-binatang ternak kalian.
Menurut Ali Ibnu Abu Talhah, dari Ibnu abbas, bahwa As-Daha
(Penghamparan),dilakukan sesudah penciptaan langit dan bumi. As-Saddi telah
mengatakan di dalam kitab tafsirnya, dari Abu Malik, dari Abu Saleh, dari Ibnu
Abbas, juga dari Murrah, dari Ibnu Mas’ud, serta dari sejumlah sahabat
sehubungan dengan makna surat al-Baqarah ayat 29. bahwa Arasy Allah SWT berada
di atas air, ketika itu Allah belum menciptakan makhluk, maka Dia mengeluarkan
asap dari air tersebut, lalu asap (agar) tersebut membumbung di atas air hingga
letaknya berada di atas air, dinamakanlah sama (langit).
Kemudian air dikeringkan, lalu Dia menjadikannya bumi yang
menyatu. Setelah itu bumi dipisahkan-Nya dan dijadikan-Nya tujuh lapis dalam 2
hari, yaitu Ahad dan Senin. Allah menciptakan bumi di atas ikan besar, dan ikan
besar inilah yang disebutkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surat al-Qolam ayat
1 :
ن والقلم وما يسطرون (1)
Sedangkan ikan besar (nun) berada di dalam air. Air berada
di atas permukaan batu yang licin, sedangkan batu yang licin berada di atas
punggung malaikat. Malaikat berada di atas batu besar, dan batu besar berada di
atas angin. Batu besar inilah yang disebut oleh Luqman bahwa ia bukan berada di
langit dan juga di bumi.
Kemudian ikan besar itu bergerak, maka terjadilah gempa di
bumi, lalu Allah memancangkan gunung-gunung di atasnya hingga bumi menjadi
tenang, gunung-gunung itu berdiri dengan kokohnya di atas bumi. Berdasarkan
firman Allah dalam surat al-Anbiya’ : 31:
وجعلنا في الأرض رواسي أن تميد بهم ..(31)
Allah menciptakan gunung di bumi dan makanan untuk
penghuni-penghuninya dan menciptakan pepohonan dan semuanya diperlukan di bumi
pada hari Selasa dan Rabu.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam surat Fushilat ayat 9-10.
berdasarkan surat Fushilat ayat 11 yang berbunyi:
ثم استوى إلى السماء وهي دخان ..(فصلت : 11)
Bahwa asap itu merupakan uap dari air tadi. Kemudian asap
dijadikan langit tujuh lapis dalam dua hari, yaitu hari Kamis dan Jum’at.
Sesungguhnya hari Jum’at dinamakan demikian karena pada hari itu diciptakan
langit dan bumi secara bersamaan.
Setelah Allah menyelesaikan penciptaan apa yang Dia sukai,
lalu Dia menuju Arasy, sebagaimana dalam firman-Nya surat al-Hadid ayat 4 yaitu
:
هو الذي خلق السموات والأرض في ستة أيام ثم استوى على العرش
..(الحديد : 4)
Dia menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian
Dia berkuasa di atas Arasy.
Ibnu Jaris mengatakan. Telah menceritakan kepadanya
Al-Musanna, telah menceritakan kepada kami Abdullah Ibnu Saleh, telah menceritakan
kepadaku Abu Ma’syar, dari Sa’id Ibnu Abu Sa’id, dari Abdullah Ibnu Salam yang
mengatakan bahwa sesungguhnya Allah memulai penciptaan makhluk-Nya pada hari
Ahad, menciptakan berlapis-lapis bumi pada hari Ahad dan Senin, menciptakan
berbagai makanan dan gunung pada hari Selasa dan Rabu, lalu menciptakan langit
pada hari Kamis dan Jum’at. Hal itu selesai di akhir hari Jum’at yang pada hari
itu juga Allah menciptakan Adam dengan tergesa-gesa. Pada saat itulah kelak
hari qiamat akan terjadi.
Menurut Sayyid Quthb makna surat al-Baqarah ayat 29 yaitu:
·
Banyak sekali uraian para Mufassir dan Teolog tentang
penciptaan langit dan bumi, mereka berbicara tentang apa yang ada sebelum
penciptaan dan sesudahnya dan juga tentang istawaa. Mereka lupa bahwa
sebelum dan sesudah adalah dua istilah yang digunakan manusia dan keduanya itu
tidak menyentuh sisi Allah dan istawaa adalah istilah kebahasaan yang disini
hanya menggambarkan bagi manusia (makhluk terbatas ini), suatu substansi yang
tidak terbatas.
·
هو الذي خلق لكم ما في الأرض جميعا yaitu:
Perkataan “untuk kamu “ memiliki makna yang dalam dan
memiliki kesan yang dalam ppula. Ini merupakan kata pasti yag menetapkan bahwa
Allah menciptakan manusia ini untuk urusan yang besar.
·
ثم استوى إلى السماء فسواهن سبع سموات yaitu:
Menurut Sayyid Quthb tidak ada
tempat untuk mempersoalkan hakikat maknanya, karena kata itu adalah
lambang ynag menunjuk pada kekuasaan dan berkehendak untuk
membuat sesuatu. Demikian halnya dengan makna berkehendak menuju
penciptaan. Sebagaimana halnya tidak ada tempat untuk membahas
makna tujuh langit serta bentuk dan jaraknya
·
وهو بكل شيء عليم yaitu:
Karena Alah pencipta segala sesuatu, yang mengatur segala
sesuatu. Dan jangkauan pengetahuan-Nya yang mennyeluruh ini sama dengan
jangkauan-Nya yang menyeluruh bagi pengaturan-Nya. Hal ini mendorong keimanan
kepada Tuhan Yang Maha Pencipta lagi Esa, memotivasi beribadah kepada Yang Maha
Memberi rizqi dan nikmat saja merupakan pengakuan yang indah
terhadapnya.
Pesan dari ayat ini adalah bumi diciptakan untuk manusia,
dimana Allah menciptakan bumi agar manusia berperan sebagai khalifah, berperan
aktif dan utama dalam peristiwa-peristiwa serta pengembangannya. Dia adalah
pengelola bumi dan pemilik alat, bukan dikelola oleh bumi dan menjadi hamba
yang diatur atau dikuasai oleh alat. Tidak juga tunduk pada perubahan dan
perkembangan yang dilahirkan oleh alat-alat, sebagaimana diduga bahkan
dinyatakan oleh paham materialisme.
Informasi Allah ini bertujuan mengecam orang-orang kafir
yang mempersekutukan Allah, padahal Dia adalah pencipta yang menguasai alam
raya ,yang menghamparkan bumi manusia dan menyerasikan langit agar kehidupan di
dunia menjadi nyaman. Semua iti tidak ada tempatnya untuk dibahas karena
keterbatasan akal manusia, sekaligus karena membahasnya dan mengetahuinya
sekalipun tidak berkaitan dengan tujuan penciptaan manusia dan sebagai hamba
Allah dan khalifah di dunia. Demikianlah segmen surat ini, semuanya difokuskan
pada masalah keimanan, dan seruan untuk memilih rombongan konvoi orang-orang
yang beriman dan bertaqwa.
2 Surat Al-Mulk ayat 1-4
Yaitu surat yang menunjukkan tentang seluruh kerajaan
(kekuasaan) ada dalam tangan Allah.
Surat al-Mulk ayat 1 berbunyi :
تبارك الذي بيده الملك وهو على كل شيء قدير (1)
Penjelasan
Menurut Prof. Dr. Hamka makna ayat:
·
تبارك الذي بيده الملك (Maha Suci Dia, yang di dalam
tangan-Nya sekalian kerajaan) yaitu:
Bahwa ayat tersebut mengandung pengertian betapa Tuhan
memberi ingatan kepada manusia dalam kerajaan dan kemegahan dalam dunia ini,
bahwasannya kerajaan yang sebenar kerajaan, kekuasaan yang sebenar kekuasaan
hanya ada dalam tangan Allah.
Segala kerajaan dan kekuasaan yang ada di muka bumi ini,
bagaimanapun manusia mengejarnya atau mempertahankannya bila telah dapat
diperoleh, tidaklah semua itu benar-benar kerajaan (kekuasaan). Bagaimanapun
seorang Raja (Presiden) memerintah dengan segenap kekuatan, kegagahan dan
kadang-kadang kesewenang-wenangan, namun kekuasaan yang seperti demikian
hanyalah pinjaman belaka dari Allah dan tidak ada yang akan kekal dipegangnya
terus.
Naiknya seorang penguasa pun hanyalah karena adanya
pengakuan sedang Allah sebagai Maha Kuasa dan Maha Menentukan, tidaklah Dia
berkuasa karena diangkat. Itulah sebabnya maka mustahil Allah itu beranak, sebab Allah
itu hidup selama-lamanya dan Maha Kuasa untuk selama-lamanya.
·
وهو على كل شيء قدير (Dan Dia atas tiap-tiap sesuatu
adalah Maha Menentukan) yaitu:
Sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa, pembagi kekuasaan kepada
sekalian raja dan penguasa di dunia (di seluruh alam ini), baik di bumi atau di
langit, Allah lah yang maha menentukan segala sesuatu. Segala sesuatu adalah
meliputi segala sesuatu, baik yang sangat besar maupun yang sangat kecil.
Dengan menggali rahasia alam, akan mendapat pengetahuan
tentang segala yang dilihat, didengar dan diselidiki, dari yang kecil sampai
kepada yang besar, di waktu mendapatkannya itulah kita akan lebih faham apa
arti yang sebenarnya dari pada kata takdir.
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa segala sesuatu itu
ada ketentuannya. Jika tidak ada, maka tidak akan berarti yang dinamakan ilmu
pengetahuan (sains). Dan ini ditegaskan pada dekat penutup surat Ali-Imran ayat
191 :
ربنا ما خلقت هذا باطلا
Demikianlah bahwa Tuhan Maha Kuasa dan Menentukan. Sehingga
hidup dan mati manusia, musibah atau keselamatan itu adalah pertemuan di antara
ketentuan dengan ketentuan, baik yang kecil maupun besar ataupun yang diketahui
manusia maupun sebaliknya. Namun seluruh keadaan dalam alam ini tidaklah ada
yang terlepas dari ketentuan yang telah ditentukan Tuhan, yang kadang-kadang
disebut juga hukum sebab akibat.
Surat Al-Mulk ayat 2 berbunyi:
الذي خلق الموت والحياة ليبلوكم أيكم أحسن عملا وهو العزيز
الغفور (2)
Penjelasan
Menurut prof. Dr. Hamka makna ayat:
·
الذي خلق الموت والحياة (Dan Dia yang menciptakan
maut dan hidup) yaitu:
Bahwa Allah-lah yang menciptakan mati dan hidup. Tujuan dari
ayat tersebut memberi peringatan kepada manusia, bahwa hidup ini tidaklah
berhenti di dunia ini saja. Ini adalah peringatan kepada manusia agar mereka
ingat akan mati di samping dia terpesona oleh hidup. Berkenaan dengan ayat
tersebut, ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Hatim dari Qatadah yang
berbunyi :
ان الله اذل نبى ادم بالموت وجعل الدينا دار حياة ثم دار موت و
جعل الآخرة دار جزاء ثم دار بقاء
Sesungguhnya Allah menghinakan keturunan Adam dengan maut,
dan Allah menjadikan dunia ini negeri untuk hidup, kemudian itu negeri untuk
mati, dan Dia jadikan negeri akhirat untuk menerima ganjaran dan negeri untuk
kekal.
·
ليبلوكم أيكم أحسن عملا (karena Dia akan menguji kamu,
manakah di antara
kamu yang terlebih baik amalannya.) yaitu:
Maka di antara hidup dan mati itulah kita mempertinggi mutu
amalan diri, berbuat amalan yang bermutu dan lebih baik. Tegasnya di sini
dijelaskan bahwa yang dikehendaki Allah dari kita adalah ahsanu’amalan,
amalan yang terlebih baik, biar pun sedikit, oleh karena itu janganlah beramal
hanya karena mengharapkan kuantitas, tetapi beramallah yang bermutu tinggi
walaupun berkualitas.
·
وهو العزيز الغفور (Dan Dia adalah Maha Perkasa dan
Maha Pengampun)
yaitu:
Dengan menonjolkan terlebih dahulu sifat Allah yang bernama
Al-Aziz, Yang Maha Perkasa dijelaskan bahwa Allah tidak boleh dipermainkan. Di
hadapan Allah tidak boleh beramal separo atau ragu-ragu, melainkan dikerjakan
dengan sungguh-sungguh, hati-hati dan penuh disiplin. Karena kalau tidak
demikian, Tuhan akan murka. Tetapi Tuhan pun memiliki sifat Al-Ghofur, Maha
Pengampun atas hamba-Nya yang tidak dengan sengaja melanggar perintah Tuhan,
dan berniat hendak berbuat amalan yang lebih baik, tetapi tidak mempunyai
tenaga yang cukup buat mencapai yang lebih baik itu.
Surat Al-Mulk ayat 03, berbunyi :
الذي خلق سبع سموات طباقا ما ترى في خلق الرحمن من تفاوت فارجع
البصر هل ترى من فطور(3)
Penjelasan
Menurut Sayyid Quthb makna ayat :
·
الذي خلق سبع سموات طباقا (Dia telah menciptakan tujuh langit
bertingkat-tingkat) yaitu:
Di dalam zilal nya bahwa langit tujuh tingkat itu jangan
ditafsirkan dengan ilmu pengetahuan (science, sains) yang bisa
berubah-ubah. Karena penyelidikan manusia tidak akan lengkap menghadapi alam
cakrawala yang begitu luas.
Menurut Prof. Dr. Hamka makna ayat:9
·
ما ترى في خلق الرحمن من تفاوت (Tidaklah akan engkau lihat pada
penciptaan
yang Maha Pemurah itu sesuatu pun dari yang bertikaian) yaitu:
Bahwa semua yang diciptakan Tuhan dijadikan dengan teratur
dan tersusun rapi. Menurut ahli-ahli astronomi bahwasannya bintang-bintang yang
bertaburan di langit itu diatur menurut jarak ukuran tertentu, ukuran
keseimbangan. Sehingga yang satu berkait dengan yang lain. Dan tidak terjatuh
dari tempat yang telah ditentukan.
·
فارجع البصر هل ترى من فطور (Maka ulanglah kembali penglihatan
adalah engkau lihat semuanya itu janggal) yaitu:
Ilmu pengetahuan manusia telah membuktikan bahwa bulan lebih
kecil dari bumi. Mengapa sama saja kelihatan besarnya? Alangkah cerdik dan
pandai Tuhan mengaturnya. Sebab itu tidaklah ada yang janggal.
Surat Al-Mulk ayat 04, berbunyi :
ثم ارجع البصر كرتين ينقلب إليك البصر خاسئا وهو حسير (4)
Penjelasan
Menurut Prof.Dr. Hamka makna ayat :10
·
ثم ارجع البصر كرتين (kemudian itu ulanglah penglihat
kedua kalinya)
yaitu:
Ayat ini menyuruh kita mengulangi penglihatan memperhatikan
sekali lagi, dua tiga kali. Karena apabila ditambah mengulangi melihatnya akan
terdapat lagi keajaiban yang baru.
·
ينقلب إليك البصر خاسئا (niscaya akan kembalilah
penglihatan dalam keadaan payah) yaitu:
Payah dalam ayat ini adalah payah karena kagum dengan
kebesaran Ilahi, bila dilihat keadaan alam yang sekelilingnya kita ini akan
terdapatlah sifat-sifat Allah yang mulia tertulis dengan jelasnya.
·
وهو حسير (Dan dia akan mengeluh) yaitu:
Mengapa mengeluh? Mengeluh lantaran karena di waktu itu
menedesaklah dari dalam jiwa kita sebagai manusia berbagai perasaan. Di
antaranya kagum melihat betapa besarnya kekuasaan Tuhan dan terasa kecil diri
di bawah kekuasaan Tuhan dan terasa kecil diri di bawah kekuasaan Ilahi.
Menurut Ust.Asrari Alfa MAg dan Drs. H. Syu’aib H. Muhammad
MAg diambil dari Shofwatut Tafsir makna surat al-Mulk ayat 1-4 yaitu:
·
Makna تبارك الذي بيده الملك yaitu:
Maha mulia dan luhur Allah yang maha tinggi dan maha besar,
yang melimpahkan kepada makhluknya bermacam-macam kebaikan .Yang mankerajaan
langit dan bumi dalam genggaaman kekuasaan dan berbuat sesuatu sekehendakNya.
Ibnu Abbas berkata: DitanganNyalah segala kerajaan, Dia memulyakan dan
menghinakan orang yang dikehendaki, menghidupkan dan mematikan, menjadikan kaya
dan fakir, serta memberi dan mencegah.
·
وهو على كل شيء قدير yaitu:
Dialah yang menguasai segala sesuatu yang baginya kekuasaan
yang sempurna, yang menyelesaikan segala urusan secara sempurna tanpa menahan
dan menolak kemudian menerangkan kekuasaanNya dan kata hikmahNya sangat mulia.
·
الذي خلق الموت والحياة yaitu:
Menjadikan di dunia sebuah kehidupan dan kematian, Dia menghidupkan
dan mematikan apa yan dikehendakiNya.Dialah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa.
Akan tetapi Dia memberikan kematian karena sesungguhnya kematian itu bertiup
dari nafas dan menakutkan.Ulama’ berkata: Kematian itu bukanlah hal yang fana,
yang terputus dari segala kehidupan akan tetapi hanya perpindahan dari satu
alam ke alam lain. Hal ini sudah menjadi ketetapan dalam qoul yang shahih bahwa
mayyit itu mendengar, melihat dan merasakan di dalam kuburnya sebagaimana
Rasulullah bersabda: Sesungguhnya salah seorang diantara kamu apabila
diletakkan didalam kuburnya dan para sahabatnya mengiringinya ,sesungguhnya dia
mendengar suara langkah kakinya. Kematian adalah terputusnya ruh dari badan
terpisahnya dari jasad.
·
ليبلوكم أيكم أحسن عملا yaitu:
Allah menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih
baik dari yang jelek. Imam Qurthubi berkata: Yakni amalmu yang diuji,
sesungguhnya Allah mengetahui orang yang taat dan berbuat dosa.
·
وهو العزيز yaitu:
Dzat yang mengalahkan orang yang melawan-Nya.
·
الغفور yaitu:
Maha pengampun atas dosa-dosaaa orang yang bertaubat dan
kembali kepadaNya.
·
الذي خلق سبع سموات طباقا yaitu:
Menciptakan tujuh langit yang berlapis-berlapis
·
ما ترى في خلق الرحمن من تفاوت yaitu:
Wahai para pendengar kamu tiadak melihat ciptaan Allah
sesuatu kekurangan dan cacat atau perbedaan dan perselisihan. Tuhan adalah
puncaknya keyakinan, sesungguhnya Dia bersabda Fi kholqir rohmaani dan
bukan fi hinna sebagai pengagungan bagi makhlukNya dan mengingatkan atas
luasnya kekuasaan Allah.
·
فارجع البصر هل ترى من فطور yaitu:
Melihat kelangit secara berulang-ulang atas ciptaan Allah
dan apakah kamu mellihat ketereblahan dan keterputusan?
·
ثم ارجع البصر كرتين yaitu:
Kemudian mengulang-ulang lagi melihat ke langit yang sangat
menajubkan.
·
ينقلب إليك البصر خاسئا yaitu:
Penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan
sebuah cacat sebagai bukti, dan tidak melihat apa yang kamu inginkan.
·
وهو حسير yaitu:
Penglihatanmu dalam keadaan letih dan payah karena penyakit
yang tak mau sembuh. Imam fahr berkata: Bahwa makna sesungguhnya apabila kamu
mengulang-ulangi pandanganmu, penglihatanmu tidak akan kembali kepadamu dengan
apa yang disandarkan dari adanya cacad dan cela tetapi kembali karena
tidak menemukan cacad dan melihat keletihan serta kepayahan penyakit yang tak mu
sembuh.
Imam Qurthubi berkata: mengulangi pandanganmu dan
membalikkan penglihatanmu kelangit secara berulang-ulang maka penglihatanmu
akan kembali kepadamu karena tunduk dan merasa kecil yang jauh dari melihat
cela dan cacad. Akan tetapi masalah pandangan dengan berulang kali karena
manusia apabila melihat sesuatu ssekali tidak melihat cela selagi tidak melihat
yang kedua kalinya.
Dan maksud bil karrotaini adalah untuk memperbanyak
dengan dalil yanqolib ilaikal bashoro khosinan wahuwa hasiir ini
menunjukkan bukti atas banyaknya melihat kemudian Allah menerangkan tentang
bintang yang bercahaya dan memancar menghiasi langit.
Sesungguhnya keempat ayat Mulk ini, membawa kita manusia ke
halaman alam yang Maha Kuasa untuk mempergunakan penglihatan mata dan
pendengaran telinga menghubungkan diri dengan Allah, dengan perantaraan alam
yang Allah ciptakan. Benarlah kata-kata yang jadi buah tutur dari ahli tasawuf:
Aku ini adalah perbendaharaan yang sembunyi lalu Aku
ciptakan hamba-hambaKu. Maka dengan bimbingan-Kulah mereka mengenal Aku.
Akal budi dan perasaan yang halus dalam diri dipersambungkan
dengan alam keliling oleh penglihatan dan pendengaran, untuk mengambil hasil
dan mencari hakikat yang sebenarnya mencari kenyataan sejati di belakang
kenyataan yang tampak.
Ayat-ayat ini mendorong kita berbuat untuk mencintai seni,
berperasaan halus, membawa kita dalam ilmu pengetahuan serta dalam filsafat.
Tetapi hasil sejati adalah menumbuhkan keyakinan bahwa kita datang ke bumi
tidak kebetulan dan alam sendiri mustahil begini teratur; kalau tidak ada yang
mengaturnya.
3 Surat Al-A’raf ayat 54
Yaitu surat yang menunjukkan akidah tentang Tuhan dan
fenomena alam semesta.
Surat Al-A’raf ayat 54 berbunyi :
إن ربكم الله الذي خلق السموات والأرض في ستة أيام ثم استوى
على العرش يغشي الليل النهار يطلبه حثيثا والشمس والقمر والنجوم مسخرات بأمره ألا
له الخلق والأمر تبارك الله رب العالمين (54)
Penjelasan
·
Menurut Sayyid Quthb makna surat al-A’raf ayat 54 yaitu:12 Akidah tauhid Islam tidak meninggalkan satu pun lapangan
bagi manusia untuk merenungkan zat Allah Yang Maha Suci dan bagaimana ia
berbuat, maka, Allah itu Maha Suci, tidak ada lapangan bagi manusia untuk
menggambarkan dan melukiskan zat Allah.
Adapun enam hari saat Allah menciptakan langit dan bumi,
juga merupakan perkara ghaib yang tidak ada seorang makhlukpun menyaksikannya.
Allah telah menciptakan alam semesta ini dengan segala kebesaran-Nya, yang
menguasai alam ini mengaturnya dengan perintah-Nya, mengendalikannya dengan
kekuasaan-Nya. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat
dalam putaran yang abadi ini yaitu putaran malam mengikuti siang dalam
peredaran planet ini.
Dia menciptakan matahari, bulan dan bintang, yang semuanya
tunduk kepada perintah-Nya, sesungguhnya Allah Maha Pencipta, Pelindung,
Pengendali dan Pengatur. Dia adalah Tuhan kalian yang memelihara kalian dengan
manhaj-Nya, mempersatukan kalian dengan peraturan-Nya, membuat syariat bagi
kalian dengan izin-Nya dan memutuskan perkara kalian dengan hukum-Nya. Dialah
yang berhak menciptakan dan memerintah.
Inilah persoalan yang menjadi sasaran pemaparan ini yaitu
persoalan uluhiah, rububiyah dan hakimiyah, serta manunggalnya Allah SWT. Pada
semuanya ini ia juga merupakan persoalan ubudiyah manusia di dalam syariat
hidup mereka. Maka, ini pulalah tema yang dihadapkan konteks surat ini yang
tercermin dalam masalah pakaian sebagaimana yang dihadapi surat Al-An’am dalam
masalah binatang ternak, tanaman,nazar-nazar dan syiar-syiar.
Menurut Thahir Ibnu Asyur makna surat al-A’raf ayat 54
yaitu:
·
Bahwa hubungan surat ini sangat serasi. Ia memulai dengan
menyebut al-Qur’an, perintah mengikutinya serta larangan mendekati apa yang
bertentanngan dengannya. Selain itu juga memperingatkan ttentang apa yang
menimpa umat-umat yang dahulu, yang enggan mengakui keesaan Allah serta
mendurhakai rasul-rasul mereka . Setelah itu semua kumpulan ayat ini
menjelaskan tentang tauhid beserta bukti kebenarannya dan mengajak untuk tunduk
dan patuh kepadanNya.
Menurut Al-Biqa’i makna surat al-A’raf ayat 54 yaitu:
·
Bahwa tema pokok yang berkisar pada uraian al-Qur’an tentang
tauhid, Nubullah (kenabian), hari kemudian, dan pengetahuan. Ayat ini juga
menegaskan bahwa sesungguhnya Tuhan Pemelihara dan Pembimbing, serta yang
menciptakan kamu dari tiada dan akan membangkitkan kamu ialah Allah Yang Maha
Esa yang telah mneciptakan semua langit dan bumi yakni alam raya dalam enam
hari (enam masa).
Informasi tentang penciptaan alam dalam enam hari
mengisyaratkan tentang qudrat, dan ilmu, serta hikmah Allah swt .
Kemudian Dia bersemayam di atas Arsy. Dia berkuasa dan
mengatur segala yang diciptakan-Nya, sehingga berfungsi sebagaiman ynag ia
kehendaki yaitu Dia menutupkan malam dengan kegelapannya kepada siang ataupun
sebaliknya dan silih berganti dan diciptakan-Nya pula matahari, bulan dan
bintang masing-masig tunduk kepada perintah-Nya, yakni alah menetapkan hukkum
yang berlaku atasnnya dan benda-benda itu tidak dapat mengelak dari hokum-hukum
yang ditetapkan Allah itu.
·
ثم استوى على العرش yaitu:
Istawa makna dasarnya bersemayam dialihkan ke makna majazi yaitu
berkuasa. Sehingga penggalan ayat ini menegaskan tentang kekuasaan Allah SWT
dalam mengatur dan mengendalikan alam raya, tetapi hal tersebut sesuai dengan
kebesaran dan kesucian-Nya dari segala sifat kekurangan atau kemakhlukkan.
Kata Tsumma menggambarkan betapa jauh tingkat
penguasaan ‘Arsy, dibanding dengan penciptaan langit dan bumi.
·
مسخرات yaitu:
Terambil dari kata sakhkhara yang berarti ancaman,
pengajaran atau pengaturan tanpa meminta imbalan dari yang dittundukkan
untuknya. Ini berarti, alam raya dan segala isinya ditundukkan allah SWT untuk
dimanfaatkan oleh manusia, jika demikian bukan manusia yang menundukkannya,
sehingga manusia tidak boleh annnngkkuh terhadap alam akan tetapi harus
bersahabat denngannnnya ssambil mensyukuri nikmat Tuhan denagn jalan mengikuti
semua tuntunanNya, baik yang berkaitan dengan alam, maupun diri manusia sendiri.
·
تبارك yaitu:
Berasal dari kata baraka yang berarti menetap dan
mantap. Dan dapat dipahami dalam arti kebajikan yang banyak. Allah adalah
wujud yang tak berubah, selalu ada dan menetap lagi banyak kebajikannya.
Dari penjelasan ini terlihat, bahwa ketika kata itu
dinisbahkan kepada Allah dapat dipahami dalam arti sangat menonjol kebajikan
yang disandanng dan dinampakan olehNya. Itu semua terhampar jelas dialam raya
ini.
Menurut Muhammad Ali Ash-Shabuny makna surat al-A’raf ayat
54 yaitu:
·
Di dalam ayat ini Alah menyebutkan beberapa dalil dan bukti
tentang keEsaanNya:
1.
Penciptaan langit tujuh tingkatan, yang merupakan bukti
penciptaan dan kemukjizatan
2.
Arsy ar-Rahman yang tidak dapat dicakup oleh langit dan
bumi, yang tak dapat dibayangkan oleh hayalan karena besarnya.
3.
Bintang, matahari, rembulan, dan berbagai planet, yang semua
ada di bawah kekuasaan Allah.
Tujuan pemaparan ayat ini adalah jangan menjadikan kita lupa
untuk
berhenti beberapa saat di depan pemandangan yang indah,
hidup, bergerak
dan memberikan isyarat/kesan yang mengagumkan.
4 Surat Ali Imran ayat 190
Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami
Al-Husain Ibnu Ishaq At-Tushri, telah menceritakan kepada kami Yahya
Al-Hammani, telah menceritakan kepada kami Ya’qub Al-Qummi, dari Ja’far Ibnu
Abul Mugirah, dari Sa’id Ibnu Jubairi dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa
orang-orang Quraisy datang kepada orang-orang Yahudi, lalu berkata, Mukjizat
apakah yang dibawa oleh Nabi Musa kepada Kalian? orang-orang Yahudi
menjawab, tongkat dan tangannya yang tampak putih bagi orang-orang yang
memandang. Mereka datang kepada orang-orang Nashrani, lalu bertanya, Apakah
yang dilakukan oleh Nabi Isa?. Orang-orang Nashrani menjawab, Dia dapat
menyembuhkan orang yang buta sejak lahirnya, orang yang berpenyakit supak, dan
dapat menghidupkan orang-orang yang mati. Mereka datang kepada Nabi SAW dan
berkata, berdoalah kepada Allah, semoga Dia menjadikan kamu bukit Shifa ini
menjadi emas. Maka turunlah ayat ini yang berbunyi :
إن في خلق السموات والأرض واختلاف الليل والنهار لآيات لأولي
الألباب (آل عمران : 190)
Riwayat ini sulit dimengerti, mengingat ayat ini adalah ayat
Madaniyah, sedangkan permintaan mereka yang menghendaki agar bukit emas menjadi
emas adalah di Makkah.
Penjelasan
·
Menurut Al-Imam Abul Fida Isma’il Ibnu Katsir Ad-Dimasyqi
makna ayat
إن في خلق السموات والأرض
Yaitu yang ini dalam ketinggiannya dan keluasannya, dan yang
ini dalam hamparannya, kepadatannya serta tata letaknya, dan semua yang ada
pada keduanya berupa tanda-tanda yang dapat disaksikan lagi amat besar, seperti
lautan gunung, pepohonan, hewan, tumbuhan, barang tambang serta berbagai macam
manfaat yang beraneka warna, bermacam-macam rasa, bau dan kegunaannya..
·
Makna ayat:
واختلاف الليل والنهار
Yaitu saling bergiliran dan mengurangi panjang dan
pendeknya; ada kalanya yang ini panjang dan yang lain pendek, kemudian keduanya
sama. Setelah itu yang ini mengambil sebagian waktu dari yang lain hingga ia
menjadi panjang waktunya, yang sebelum itu pendek dan menjadi pendeklah yang
tadinya panjang. Semuanya itu berjalan berdasarkan pengaturan dari Tuhan Yang
Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
·
Karena itu dalam firman selanjutnya disebutkan:
لآيات لأولي الألباب
Maksudnya yaitu akal-akal yang sempurna lagi memiliki
kecerdasan, karena hanya yang demikianlah yang dapat mengetahui segala sesuatu
dengan hakikatnya masing-masing secara jelas dan gamblang. Lain halnya dengan
orang tuli dan bisu serta orang-orang yang tak berakal seperti yang disebutkan
dalam Al-Qur’an surat Yusuf ayat 105-106, yang berbunyi:
وكأين من ءاية في السموات والأرض يمرون عليها وهم عنها معرضون
(105) وما يؤمن أكثرهم بالله إلا وهم مشركون (106) (يوسف : 105- 106)
·
Menurut Sayyid Quthb terjemahan Aunur Rafiq Shaleh Thamhid
dari Tafsir Fi Dzilalil Qur’an bahwa makna : 16
Ulul albab yaitu orang-orang yang memiliki kesadaran yang
benar, membuka mata hati mereka untuk menerima ayat-ayat kauniyah Allah tanpa
memasang berbagi penghalang dan tidak menutup berbagai pintu yang menghubungkan
antara diri mereka dan ayat-ayat tersebut.
Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa kontek al-Quran
disini menggambarkan secara cermat tahap-tahap getaran jiwa yang
ditumbuhkan oleh tatapan terhadap pemandangan langit dan bumi serta pergantian
malam dan siang didalam perasan ulul albab. Menjadikan kitab alam yang terbuka
ini sebagai kitab penngetahuan bagi manusia dengan Tuhan dan ciptaannya.
Kontek ini juga menggabungkan antara perenungan makhluk
ciptaan tuhan dan ibadah kepadaNya, sehingga perenungan ini bernilai ibadah dan
menjadikanya sebagai bagian dari manifestasi dzikir . Penggabungan tersebut
mengisyaratkan dua hal penting yaitu:
1.
Perenungan tentang ciptaan Tuhan, pencermatan terhadap
tangan Allah Yang Maha Pencipta, ketika menggerakkan alam ini dan lembarankitab
ini merupakan ibadah yang sejati kepada Alah dan dzikir yang utama kepadanya.
2.
Bahwa ayat-ayat Allah di alam ini tidak akan terlihat jelas
sesuai hakikatnya yang sarat inspirasi, kecuali oleh hati ynag senantiasa
beribadah dan berdzikir.
5 Surat Ibrahim ayat 32 sampai 34
Surat Ibrahim ayat 32 berbunyi:
الله الذي خلق السموات والأرض وأنزل من السماء ماء فأخرج به من
الثمرات رزقا لكم وسخر لكم الفلك لتجري في البحر بأمره وسخر لكم الأنهار (32)
Penjelasan
Menurut Sayyid Quthb makna ayat:17
·
الله الذي خلق السموات والأرض وأنزل من السماء yaitu:
Maksudnya adalah bahwasannya Allah menciptakan langit dan
bumi
untuk manusia. Langit diturunkan darinya air (hujan) dan
bumi menerima
air hujan itu.
·
ماء فأخرج به من الثمرات رزقا لكم yaitu:
Bahwa berbagai buah-buahan keluar dari keduanya (langit dan
bumi). Tanaman-tanaman adalah sumber rizki yang pertama dan sumber kenikmatan
yang nyata. Hujan dan penumbuhan keduanya mengikuti sunnah yang telah
diciptakan padanya alam semesta ini.
Juga mengikuti undang-undang yang menetapkan turunnya hujan,
tumbuhnya tanaman-tanaman, dan itu berbicara tentang nikmat-nikmat Allah yang
tak terhingga. Halaman-halaman yang luas lagi besar menampilkan berbagai warna
kenikmatan-kenikmatan itu sejauh mata memandang.
·
وسخر لكم الفلك لتجري في البحر بأمره yaitu:
Bahwa Allah menundukkannya dengan apa yang telah Dia
titipkan pada berbagai unsur kekhususan-kekhususan yang dapat menjalankan
bahtera pada permukaan air. Juga dengan apa yang telah Dia titipkan pada
manusia berupa spesialisasi-spesialisasi yang berhasil ditemukan oleh hukum
segala sesuatu. Semua itu ditundukkan dengan kehendak Allah.
·
وسخر لكم الأنهار yaitu:
Sungai-sungai mengalir, maka mengalirlah kehidupan dengan
membawa berbagai rizki. Air sungai melimpah, maka melimpahlah kebajikan, dengan
membawa apa yang terkandung di dalamnya berupa ikan, rumput-rumputan, dan
manfaat-manfaat lainnya. Semua itu untuk manusia dan untuk apa yang dipelihara
dan didayagunakan manusia, yakni sebangsa burung dan hewan-hewan lainnya.
Surat Ibrahim ayat 33 berbunyi:
وسخر لكم الشمس والقمر دائبين وسخر لكم الليل والنهار (33)
Penjelasan
Menurut Sayyid Quthb makna ayat:18
·
وسخر لكم الشمس والقمر دائبين yaitu:
Maksudnya manusia tidak memanfaatkan matahari dan bulan
secara langsung sebagaimana memanfaatkan air, buah-buahan, laut, bahtera dan
sungai. Akan tetapi, manusia mendapatkan manfaat dari unsur-unsur
(pengaruh-pengaruh dan jejak-jejak sinar) keduanya dan mengambil berbagai
materi dan potensi kehidupan dan penghidupannya, bahkan dalam struktur dan
reformasi sel-sel tubuhnya.
·
وسخر لكم الليل والنهار yaitu:
Demikian pula Allah menunjukkan malam dan siang sesuai
dengan kebutuhan dan struktur manusia serta apa yang relevan dengan kegiatan
dan waktu santainya. Seandainya yang ada itu siang selamanya/malam selamanya,
niscaya rusaklah organ-organ manusia. Di samping itu terjadi kerusakan pada
segala yang ada di sekitarnya serta terhalang kehidupan, kegiatan dan
produksinya.
Semua itu tiada lain kecuali tulisan-tulisan yang terhampar
dalam kenikmatan-kenikmatan yang luas pada setiap tulisan terdapat titik-titik
yang tiada terhingga. Oleh karena itulah tulisan-tulisan itu dihimpun secara
global dan relevan dengan hamparan yang dipertunjukkan dan suasana yang
universal.
Menurut M. Quraisy Shihab makna ayat:
·
Kata سخر digunakan dalam arti menundukkan sesuatu
agar mudah digunakan oleh pihak lain. Sesuatu yang ditundukkan Allah tidak lagi
memiliki pilihan, dan dengan demikian, manusia yang mepelajari dan mengetahui
sifat sesuatu itu akan merasa tenang menghadapinya karena yang ditundukkan
tidak akan membangkang. Dari sini diperoleh kepastian hukum-hukum alam.
Penundukkan bahtera adalah kemampuan manusia membuatnya
sehingga dapat digunakan untuk berlayar dan mengangkut barang-barang menuju
arah yang mereka kehendaki. Ayat ini menyatakan menundukkan bahtera bagi kamu
supaya ia berlayar karena kontek ayat ini menyebut nikmat Tuhan sedang alat
transportasi laut merupakan salah satu nikmat dari kelautan.
·
Kata دائبين yaitu: bentuk dual dari kata da’b.
kata ini mengandung makna berkelanjutnya suatu aktifitas tertentu secara
teratur dan terus menerus. Perurutan penyebutan anugerah Tuhan diatas sungguh
serasi.
Surat Ibrahim ayat 34 berbunyi:
وءاتكم من كل ما سألتموه وإن تعدوا نعمة الله لا تحصوها إن
الإنسان لظلوم كفار (34)
Penjelasan
Menurut Sayyid Qutuhb makna ayat:20
·
وءاتكم من كل ما سألتموه وإن تعدوا نعمة الله لا تحصوها yaitu:
Inilah i’jaz yang di dalamnya serasi dan harmonis semua
sentuhan, tulisan, warna dan bayangan dalam pagelaran alam semesta dan
pertunjukkan kenikmatan-kenikmatan. Bahwasannya Allah telah memberikan segala
nikmatnya kepada kita, yakni harta, keturunan, kesehatan, perhiasan dan
kesenangan. Nikmat Allah itu lebih besar dan lebih banyak dari
penghitungan yang dilakukan oleh sekelompok manusia (seluruh manusia).
Mereka semua terbatasi di antara dua batas waktu : permulaan dan penghabisan.
Juga di antara batas-batas pengetahuan, mengikuti batas-batas waktu dan tempat.
Nikmat-nikmat Allah itu mutlak sehingga pengetahuan dan pengamatan manusia
tidak bisa melingkupinya.
·
إن الإنسان لظلوم كفار yaitu:
Setelah itu semua, mereka menjadikan bagi Allah
sekutu-sekutu. Bahkan semua itu pula, kamu tidak menyukuri nikmat Allah,
tetapi justru
menukarnya dengan kekafiran dan melakukan kedzaliman dalam
takdir
maupun dalam ibadah.
Menurut M. Quraisy Shihab makna ayat 34 yaitu:
·
وءاتكم من كل ما سألتموه yaitu:
Segala kebutuhan manusia telah disiapkan oleh Allah SWT atau
Allah telah menyiapkan dan memberikan kepada setiap orang apa yang dimintanya,
baik melalui usahanya yang disukseskan Allah maupun melalui perintahNya kepada
yang memiliki kelebihan untuk memberikan sebagian dari yang dimilikinya kepada
yang butuh.
·
Kata لظلوم yaitu:
Berarti mendzalimi dan menghalangi orang lain memperoleh
haknya, atau menyianyiakan sesuatu dan tidak menggunakannya pada tempat yang
semestinya.
·
Kata تحصوها yaitu:
Terambil dari akar kata yang terdiri dari huruf ha’,syad,
dan ya’. Dan mengandung tiga makna, yaitu mneghalangi/melarang; menghitung dan
mampu; dari sini lahir makna mengetahui dan mencatat serta memelihara; dan
sesuatu yang merupakan bagian dari tanah, dari sini lahir kata hasha yang
bermakna batu. Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa maksud kata
tersebut adalah pengetahuan menyangkut sesuatu dari himpunan dan bilangannya,
sehingga yang dapat menjangkau segala sesuatu hanyalah Tuhan.
Ayat ini ditutup dengan mengemukakan dua sifat buruk manusia
yaitu sangat dzalim dan kafir. Sehingga kontek ayat 34 mengandung
uraian tentang sikap manusia yang durhaka terhadap aneka anugerah Allah.
Menurut Prof. Syeikh Musthofa Al-Maraghy makna surat Ibrahim
ayat 32-34 yaitu:
·
الله الذي خلق السموات والأرض yaitu:
Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi bagi kalian,
keduanya lebih besar daripada kalian dan pada keduanya terdapat banyak manfaat,
baik yang kalian ketahui maupun yang tidak diketahui. Dan semuanya itu menunjuk
kepada kebesaran kodrat-Nya dan kesempurnaan nikmat-Nya atas wujud ini.
·
وأنزل من السماء ماء فأخرج به من الثمرات رزقا لكم yaitu:
Dan Dialah Allah yang telah menurunkan air hujan dari
langit, lalu dengan air hujan itu Dia menumbuhkan pohon-pohon dan tanaman,
sehingga menghasilkan buah-buahan dan sayuran kepada kalian sebagai rizqi yang
kamu makan dan menjadikan kalian hidup. Ayat ini juga sama dengan firman Allah
dalam surat Thahaa ayat 53.
·
وسخر لكم الفلك لتجري في البحر بأمره yaitu:
Dia menundukkan bahtera-bahtera bagi kamu, seperti
dengan menjadikan kalian mampu membuatnya, menjadikannya mengapung
di permukaan air, dan diatas lautan dengan perintah Tuhan. Kemudian, Dia
menundukkan lautan membawa bahtera itu, agar para Musafir dapat menempuh jarak
yang jauh untuk mengangkut dan menindahkan apa yang ada di suatu daerah ke
daerah lain untuk menghasilkan manfaat yang mereka perlukan.
·
وسخر لكم الأنها yaitu:
Dia menundukkan sungai-sungai bagi kamu yang membelah bumi
dari satu belahan ke belahan lain, agar kamu memanfaatkannya untuk
minum dan membuat selokan /saluran, untuk menyirami tanaman, taman/kebun dan
lain sebagainya.
·
وسخر لكم الشمس والقمر دائبين وسخر لكم الليل والنهار yaitu:
Dia menundukkan bagi kalian matahari dan bulan untuk selalu
saling bergerak di dalam falaq-Nya, tidak berhenti-henti, untuk menerangi
dunia dan memberikan daya hidup kepada binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan.
·
وسخر لكم الليل والنها yaitu:
Dia-lah yang menundukkan bagi kamu malam dan siang yang
salling mengikuti. Siang itu untuk mencari penghidupan dan bekerja, sedang
malam untuk beristirahat. Sebagaimana dalam surat al-Qashas ayat 73.
Matahari dan bulan terus menerus beriringan, demikian pula
malam dan siang. Maka kadang-kadang malam lebih panjang dari siang maupun
sebaliknya.
·
وءاتكم من كل ما سألتموه yaitu:
Allah telah meyediakan bagi kalian segala apa yang kalian
perlukan dalam seluruh keadaan kalian, dari segala yang berhak untuk kamu
memohonnya, baik kamu memohonnya ataupun sebaliknya. Karena, Allah-lah yang
telah meletakkan di dalam dunia ini berbagai manfaat yang tidak di ketahui oleh
manusia, tetapi disediakan bagi mereka. Sehingga, tidak seorang pun dari umat
dahulu memohon kepada Tuhan agar diberi kapal terbang magnit, dan listrik.
Semua itu diberikan kepada manusia secara bertahap, dan masih ada keajaiban
yang akan tampak bagi orang -orang sesudahnya.
·
وإن تعدوا نعمة الله لا تحصوها yaitu:
Dan kamu wahai anak Adam tiada sanggup menghitung satu
persatu nikmat Allah yang telah dicurahkan atas dirimu, konon lagi
mensyukuri-Nya.
·
إن الإنسان لظلوم كفار yaitu:
Sesungguhnya manusia yang mengganti nikmat Allah dengan
kekufuran benar-benar telah bersyukur kepada selain Tuhan yang melimpahkan
nikmat kepadanya. Dengan demikian, dia telah menempatkan syukur bukan
pada tempatnya. Allah-lah yang telah melimpahkan nikmat kepadanya, dan Dia-lah
yang berhak menerima ibadah yang ikhlas. Namun, manusia beribadah kepada
selain-Nya dan menjadi sekutu bagi-Nya untuk menghalangi manusia dari
jalan-Nya. Itulah kedzalimannya, dan itulah keingkaran terhadap nikmat yang dia
limpahkan kepadanya. Dia telah memalingkan ibadah kepada selain Tuhan yang
memberinya nikmat, dan tidak taat kepada-Nya.
Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa dalam surat
Ibrahim ayat 32-34 ini, Tuhan menerangkan dalil yang terdapat dalam
cakrawala yang menunjuk kepada kita agar wajib mensyukuri nikmat Allah dan
mentaati-Nya.
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa:
Allah telah menciptakan alam semesta ini dengan segala
kebesarannya, yang menguasai alam ini, mengaturnya dengan perintah-Nya
,mengendalikannya dengan kekuasaan-Nya. Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat dalam putaran yang abadi ini. Yaitu, putaran malam
mengikuti siang dalam peredaran planet ini. Dia menciptakan matahari, bulan dan
bintang, yang semula tunduk kepada perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha
Pencipta dan Tuhan sekalian alam.
Al-Qur’an telah menghubungkan semua pagelaran alam semesta
dan seluruh getaran jiwa kepada akidah tauhid. Ia mengubah setiap kilatan sinar
dalam lembaran alam semesta atau dalam batin manusia kepada sebuah dalil atau
isyarat. Demikianlah alam semesta beserta segala isinya beralih rupa menjadi
tempat pementasan ayat-ayat Allah yang dihiasi dengan keindahan oleh “tangan”
kekuasaan dan bekas-bekasnya tampak nyata dalam setiap pagelaran dan pemandangan
serta gambaran dan bayang-bayang didalamnya. Sehingga manusia diharuskan
percaya dengan adanya alam semesta ini sebagai bukti dari kebesaran Tuhan.
Alam semesta bukanlah produk dari hasil pemikiran manusia
melainkan produk dari hasil pemikiranTuhan. Berdasarkan bukti yang kongkrit dan
valid yang berupa ayat-ayat al-Qur’an seperti surat al-Baqoroh: 29, al-A’raf:
54, Ibrahim: 32-34, Fushilat: 9-11, al-Anbiya’: 31, ali-Imran:190-194 dan
al-Mulk: 1- 4 serta ayat-ayat yang lain dalam al-Qur’an. Perdebatan yang
terjadi dikalangan Teolog Muslim menyangkut ungkapan-ungkapan al-Qur’an itu,
tidak lain kecuali salah satu dampak buruk dari sekian dampak buruk filsafat
Yahudi dan Nashrani yang bercampur dengan akal Islam yang murni. Tidaklah wajar
bagi kita dewasa ini terjerumus dalam kesalahan tersebut sehingga memperburuk
keindahan akidah Islam dan keindahan al-Qur’an.
Allah menciptakan alam semsta ini dalam keadaan yang sangat
harmonis, serasi dan memenuhi kebutuhan makhluk. Allah telah
menjadikannya baik, memerintahkan hamba-hambanya untuk memperbaikinya.
Dalam ayat ini Tuhan menerangkan dalil-dalil yang terdapat dalam cakrawala yang
menunjuk kepada kita agar mensyukuri Allah dan tetap mentaati-Nya.
DAFTAR
PUSTAKA
Baiquni M.Sc.,Ph.D,Prof.Ahmad. Al-Qur’an Ilmu pengetahuan
dan Teknologi, (Jakarta: Dana Bakti Prima Persada, 1985)
Ibnu Katsir Ad-Dimasyqi, Al-Imam Abul Fida Ismail. Tafsir
Ibnu Katsir Juz I al-Fatihah – al- Baqoroh, (Bandung: Sinar Baru Algensindo
2002)
, Tafsir Ibnu Katsir Juz 4 ali Imron92-an-Nisa’23,(Bandung:
Sinar baru Alggensindo, 2000)
Quthb, Sayyid. Tafsir fi Zhilalil Qur’an: Dibawah Naungan
Al-Qur’an, Jilid 1, (Jakarta: Gema Insani Press, 2000)
.Tafsir fi Zhilalil Qur’an: Dilengkapi dengan Takhrij
hadits
dan Indeks Tematik, Jilid 2 Juz 3 dan 4, (Jakarta: Robbani Press, 2001)
. Tafsir fi Zhilalil Qur’an: Dibawah Naungan al-Qur’an
al-An’am – Surah al-A’raf 137), Jilid 4, (Jakarta: Gema Insani, 2002)
Tafsir fi Zhilalil Qur’an: Dibawah Naungan Al-Qur’an ( Surat
Yusuf 102-Thaahaa 56) Jilid 7, (Jakarta: Gema Insani, 2003)
Hamka, Prof. Dr.Tafsir Al-Azhar, Juz IV (Bogor:
Yayasan Nurul Islam, 1981)
. Tafsir al-Azhar Juz XXIX, ( Bogor: Yayasan Nurul
Islam, 1964)
Al-Maraghi, Syekh Ahmad Mustofa. Tarjamah Tafsir
Al-Maraghi, (Yogyakarta: Sumber Ilmu, 1985)
Terjemah Tafsir Al-Maraghi, Juz XIII (Semarang: CV.
Toha Putra, 1994)
Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan
Keserasian Al-Qur’an Volume 1: Surat al-Baqoroh, (Jakarta: Lentera hati, 2000)
Volume 2: Surat an-Nisa’
Volume 5: Surat al-A’raf-at-Taubah, (Jakarta: Lentera hati,
2002)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar