Blogger templates

Pages

Jumat, Oktober 19, 2012

BAB DIYAT

Pengertian diyat

Diyat adalah sejumlah harta yang dibayarkan sebagai ganti rugi atas jiwa yang hilang. Hal ini berlaku bila keluarga terbunuh memaafkan, bila tidak memaafkan terkena hukuman qishas (pembunuhan sengaja).
Adapun syarat-syarat diyat ialah:
1.      Yang terbunuh itu orang Islam
2.      Merdeka
3.      Ma’sum (terjaga haknya)
Rincian diyat:
1.      Diyat anggota badan:
a.       100 ekor unta untuk anggota badan yang berpasangan dan keduanya rusak.
b.      50 ekor unta untuk anggota badan yang berpasangan dan rusak salah satu.
c.       33 ekor unta untuk luka kepala sampai otak, badan sampai keperut, sebelah tangan yang sakit kusta dan gigi yang hitam.
2.      Diyat anggota badan yang tidak vital sesuai keputusan hakim
3.      Diyat Yahudi dan Nasrani sepertiga diyat muslim
4.      Diyat janin sepersepuluh diyat ibunya, yaitu sepuluh ekor unta

B.     Beberapa hadist yang menerangkan tentang diyat

وعن ابن عمر رضى الله عنهما عن الني صلى الله عليه وسلم قال :( ان اعتى الناس على الله ثلا ثة : من قتل فى حرم الله , او قتل غير قاتله او قتل لذ حل الجاهلية ) اخرجه ابن حبا ن فى حديث صححه
Dari Ibn Umar (r.a) daripada Nabi (s.a.w) bahwa baginda bersabda:“Manusia yang paling membangkang kepada Allah ada tiga kumpulan; pertama, orang yang melakukan pembunuhan di tanah haram; kedua, seseorang yang membunuh orang yang tidak membunuh mangsa; ketiga, orang yang membunuh kerana balas dendam ketika masa jahiliah.” (Diriwayatkan oleh Ibn Hibban dalam hadis yang dinilai sahih dan aslinya ada di dalam Sahih al-Bukhari dari pada Ibn ‘Abbas: 1209).
Asbabul wurud dari hadist tersebut adalah Bani Bakar yang menyerang Bani Khuzaah. Padahal diantar mereka telah ada perjanjian damai di tanah haram. Mendengar hal tersebut akhirnya nabi menetapkan bahwa perdamaian damai ditetapkan kecuali atas dua kabilah tersebut. Kemudian nabi menyadarkan hadist tersebut.
Kandungan hukum dari hadist tersebut adalah
1.      Pembunuhan yang dilakukan di tanah haram lebih kuat hukumannya, hal ini karena ada dua pelanggaran yaitu membunuh manusia itu sendiri dan melanggar aturn di tanah haram. Menurut Imam Syafi’I hukuman dari pelanggaran di atas adalah diyat mugholadzoh.
2.      Membunuh orang tidak bersalah (membunuh) adalah dosa besar.
3.      Dan demikian juga karena balas dendam dan permusuhan di masa lampau adalah dosa besar.

وعن عبد الله بن عمر وبن العاص رضى الله عنهما ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال ( الا ان دية اخطاء وشبه العمد , ماكان با لسوط والعصا , مائة من الا بل , منها اربعون فى بطونها اولادها ) اخرجهاابوداودوالنساءى وابن ماجه,وصححه ابن حبان                                                                        

Dari Abdulah bin ‘Amr bin al-‘Ash (r.a) bahawa Rasulullah (s.a.w) bersabda: “Ingatlah bahawa diyat pembunuhan silap dan pembunuhan mirip sengaja yang menggunakan cemeti dan tongkat adalah seratus unta, di mana empat puluh daripadanya mengandung anak dalam perutnya.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, al-Nasa’i dan Ibn Majah dan dinilai sahih oleh Ibn Hibban:1210).
            Hadist tersebut menjelaskan tentang jenis pembunuhan tersalah dan pembunuhan seperti sengaja yang menggunakan cambuk dan tongkat adalah 100 ekor unta yang 40 ekor diantaranya adalah sedang hamil. Dapat diambil kesimpulan, bahwa pembunuhan tersebut memakai senjata, sehingga pembunuhan yang memiliki ciri-ciri serupa dikategorikan hukumnya sesuai hadist itu.

و عن ابن عباس عن النبى صلى الله عليه وسلم قال ( هذ ه و هذه سوا , يعنى الخنصر والاءبها م ) رواه البخارى ولابى داود والتر مذى : ( دية الاصا بع سوا , والا سنا ن سوا , الثنية والضرس سو ) ولابن حبان ( دية اصا بع اليدين والرجلين سوا ,عشرة من الابل لكل اصبع )       
                                        
Dari Abdullah bin ’Abbas (r.a)  Rasulullah (s.a.w), baginda bersabda: “Ini dan ini sama, yakni kelingking dan ibu jari.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhari. Sedangkan riwayat Abu Dawud dan al-Tirmizi berbunyi: “Diyat seluruh jari itu sama, seluruh gigi itu sama, sama ada geraham ataupun gusi.” Sedangkankan lafaz Ibn Hibban pula berbunyi: “Diyat jari kedua tangan dan kedua kaki itu sama; yaitu sepuluh ekor unta untuk setiap satu jari;1211.
            Hadist ini menjelaskan keumuman hukumnya atau tidak ada istisna(semua gigi itu sama). Demikian juga untuk jari tangan dan jari kaki. Walaupun pada prakteknya ada jari yang lebih sering dipakai tetapi hal itu tidak bisa  mengubah ketentuan hukum.

وعنه ان النبى صلى الله عليه وسلم قال ( فى المواضع خمس , خمس , من الابل ) رواه احمد والاربعة , وزاد احمد ( ولأ صابع سوا , كلهن عشر , عشر , من الابل ) وصححه ابن خزيمة وابن الجارود          
Dari Amr bin Syu’aib bahawa Rasulullah (s.a.w) bersabda: “Pada luka yang menyebabkan kelihatan tulang wajib dibayar dengan lima ekor unta.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan al-Arba’ah dan Imam Ahmad menambahkan: “Seluruh jari itu sama; semuanya wajib dibayar dengan sepuluh ekor unta.” Ia dinilai sahih oleh Ibn Khuzaimah dan Ibn al-Jarud: 1213).
Hadist ini hampir sama maksudnya dengan hadist sebelumnya tetapi pada hadist ini ada keterangan tentang besarnya diyat dan ada keterangan tentang perbuatan yang menyebabkan luka yang tampak  tulangnya. Hadist ini mempunyai kandungan hukum yang bersifat umum. Hal ini tampak dari susunan kalimat awalnya yang berupa khobar muqaddam dan mubtada muakhar,sehingga berdasarkan hadit ini semua orang yang terkena diyat sebagaimana hadist tersebut.

وعن عمر وبن شعيب عن أبيه عن جده رضى الله عنهم رفعه قال ( من تطبب ولم يكن با لطب   معر وفا فأ صاب نفسا فما دونها , فهو ضامن ) أخرجه الدار قطنى وصححه احاكم , وهو عند أبى داود والنساءى وغيرهما,الاان من أرسله اقوى ممن وصله                                                               

Diriwayatkan daripada ‘Amr bin Syu’aib daripada ayahnya daripad datuknya dalam hadis marfu’ bahawa Rasulullah (s.a.w) bersabda: “Barangsiapa yang memaksakan diri melakukan praktik kesehatan sedangkan dia tidak mempunyai kepakaran dalam ilmu perubatan lalu akibat perbuatannya itu merugikan nyawa atau anggota tubuh pesakit, maka orang itu wajib bertanggungjawab atas perbuatannya.” (Diriwayatkan oleh al-Daruquthni dan dinilai sahih oleh al-Hakim. Hadis ini turut diriwayatkan oleh Abu Dawud, al-Nasa’i dan lain-lain, namun ulama yang menilai hadis ini mursal lebih kuat berbanding yang menilai hadis mawsul: 1212).
         Hadist ini menjelskan hal yang istimewa, yaitu kesalahan dalam bidang kedokteran. Menurut Jumhurul ‘Ulama’ bila kesalahan itu terjadi tidak secara langsung, maka ia tidak terkena tuntutan, tetapi bila terjadi secara langsung maka ia bisa dituntut, tapi itupun ditnggung oleh keluarganya. Kecuali bila si dokter tersebut memang tidak mempunyai kemampuan mengobati sesuai ilmu kedokteran, mkaa ia wajib menanggung semua resiko kesalahnnya. Pendapat ini dikeluarkan oleh Jumhurul Ulama’. Menurut Abu Hanifah: “orang yang melakukan kesalahan tidak sengaja tidak terkena diyat”. Menurut Al-Syafi’I kasus ini ditafshil, bila disebabkan kesalahan atau kelalaian dokter, ia terkena diyat sesuai kesalahannya dan ditanggung sendiri, bukan oleh keluarganya. Sedangkan bila kasus itu memang diluar kesengajaan, maka ia terkena tuntutan.
KESIMPULAN
1.      Diyat adalah sejumlah harta yang dibayarkan sebagai ganti rugi atas jiwa. Hal ini berlaku bila keluarga memaafkan. Bila tidak memaafkan terkena hukuman qishash (pembunuhan sengaja).
2.      Jenis pembunuhan tersalah dan pembunuhan seperti sengaja yang menggunakan senjata diyatnya 100 ekor unta yang 40 ekor diantaranya sedang hamil.
3.      Kesamaan untuk diyat jari-jari. Walaupun dalam penggunaannya tidak sama, adalah 10 ekor unta untuk setiap satu jari.
DAFTAR PUSTAKA

1.      Labib Mz dan Harniawati. 2006. Risalah Fiqh Islam : Berkiblat pada Ahlussunah Wal Jamaah. Bintang Usaha Jaya : Surabaya.
2.      Muhammad bin Ismail al-Kahlaniy dan Ash-Shan’aniy. Subulus Salam Juz 3. Hidayat. Surabaya.
3.      Zainudin bin Abdul Azis al-Mulaibariy. Fathul Muin. Karya Toha Putra. Semarang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

Aku adalah seorang pendiam tapi tidak berarti diam merasa putus asa..Aku akan berusaha menjadi orang yang bijak dalam mengambil keputusan karena keputusan yang salah akan mengakibatkan hal yang fatal dan mengakibatkan kerugian.. keputusanmu sekarang adalah modal dimasa mendatang...kalah tidak berarti harus berhenti karena selagi aku bernyawa tuhan akan selalu memberi kemudahan selama usaha itu tidak berhenti.

About